Sebagai "menteri keuangan" di rumah, kepiawaian dalam mengatur keuangan keluarga harus mama miliki. Perencana Keuangan Prita Hapsari Ghozie mengatakan bahwa dalam sebuah survei, 84% uang keluarga dipegang oleh perempuan. Baik penghasilan tunggal dari suami maupun join income.
Sama halnya seperti perusahaan atau negara, uang yang masuk dan keluar harus dicatat sehingga mama bisa mengendalikan belanja rumah tangga agar hemat. Christian Reinaldo dari Otoritas Jasa Keuangan mengatakan bahwa di tahun 2013 tercatat hanya 17% perempuan yang cakap mengurus finansial rumah tangganya.
Ada beberapa faktor yang membuat perempuan bermasalah dalam mengurus keuangan keluarga, diantaranya merasa hidup sudah nyaman, bergantung pada pekerjaan, merasa punya banyak tabungan, serta lamban dalam mengelola keuangan.
Agar finansial rumah tangga selalu dalam keadaan baik, sebaiknya Mama menerapkan langkah-langkah positif demi keberlangsungan finansial keluarga yang lebih baik. Lakukan evaluasi harian dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran untuk menghindari sikap boros. Dengan begitu Mama bisa menentukan tujuan pembiayaan dari pendapatan yang ada.
Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, uang yang masuk apakah akan dialokasikan untuk keperluan lainnya seperti membeli rumah, mobil, atau asuransi biaya pendidikan anak. Adanya keinginan membeli rumah atau semacamnya, otomatis membuat Mama dan papa harus menyisihkan uang untuk ditabung.
Efektifnya, menabung dilakukan saat awal gajian agar mama bisa mengontrol kondisi keuangan keluarga. Idealnya besaran tabungan minimal 30% dari sisa uang kebutuhan sehari-hari.
